Aksara Hujan

Tulisan

Hidup Sebagai Puisi

Tuesday, September 18, 2018 By Aksara Hujan 0 Comments
picture by Mediakita Publisher
Di sini, kamu hidup sebagai puisi. Lalu, mati dengan kata pergi. Semua begitu jelas untukmu ketika kita sudah berpisah jalan. Semua jelas untukku, ketika kamu mengirimiku sepucuk perpisahan.

Meskipun hatimu telah ditautkan pada lelaki lain, jangan lupa; pernah ada aku di sana, dari sudut pandangmu yang buta—yang tak terasa ada, namun selalu nyata.

Di sini, aku menuliskanmu. Dan, semoga, kamu mau membacanya—tanpa perlu ragu bahwa segalanya akan berbeda. Kita ialah sepasang manusia yang asing, kamu dengan kebahagiaan—aku, bersama Aksara Hujan.
Tulisan
Share:

Aksara Hujan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna.

Related Articles


0 comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments ( Atom )

Pemesanan Buku

  • Pemesanan Buku Lampion Senja

Labels

  • #KolaborasiAgustus
  • Buku
  • Cerita Pendek
  • Komunitas
  • Pembacaan Prosa/Puisi
  • Puisi
  • Random Thoughts
  • Review Buku
  • Tulisan

LIKE US ON FACEBOOK

Popular Posts

  • Padamu, Segala yang Kuberi Nama Semesta
    Kamu. Satu-satunya nama yang hidup di dalam kepalaku; menerbitkan harapan di dalam dada ketika hati kecamuk oleh badai dari masa silam. ...
  • [Review] Seperti Hujan yang Jatuh Ke Bumi
    Judul: Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi Penulis: Boy Candra Penerbit: Mediakita No. ISBN: 978-979-794-528-2 Tahun terbit: 2016 ...
  • Sampai Kapan Pun
    Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah merasa pantas—meski perasaan ini ingin usai lekas. Kita punya batas; dinding tebal yang dingin d...
  • Padamu, Aku Ingin Menemukan Segalanya.
    Puan, aku pernah menyimpan sepotong kenangan di balik bingkai matamu yang teduh dan basah — yang lantas gugur satu-satu bersama waktu. Sa...
  • Selamanya, Aku Ingin Singgah
    Di peron kereta, aku menantimu tanpa detik dan tanggal. Bertahan di sana sampai kaudatang—meskipun hanya serupa kabut, hati hanya berhara...
  • Di Kenanganmu yang Terdalam
    “Apa kabar?” menjadi pertanyaan paling rahasia saat ini. Sesuatu yang hanya bisa kuucapkan di waktu tertentu dan tidak semua orang tahu. ...
  • Selamat Tinggal
    Kenangan itu dulu rimbun di kepala; menggersang setelah kaubakar dengan sepasang kata penuh luka itu Barangkali, masih ada p...
  • Percakapan Jarak
    Setelah mengenalmu, segalanya berubah dan menjauh dari sekadar abu-abu. Langit semakin membiru, dan senja tenggelam teduh dengan rona jin...
  • Terima Kasih, Telah Menjadi Seseorang yang Kucintai Begitu Lama
    Penantianku sudah berakhir. Aku telah kalah oleh segalanya. Memaki takdir dan merutuki semesta. Sesaat setelah berita kepergianmu sampai ...
  • Aku Selalu Di Sini, Menemanimu dalam Sepi
    Kedai kopi eksotis itu tak pernah kehilangan peminumnya. Kecuali pada hari itu. Di meja persegi panjang itu terletak secangkir kopimu dan...

TAGS

  • #KolaborasiAgustus
  • Buku
  • Cerita Pendek
  • Komunitas
  • Pembacaan Prosa/Puisi
  • Puisi
  • Random Thoughts
  • Review Buku
  • Tulisan

© 2016 Aksara Hujan
Distributed By Blogger & Created By Responsive Blogger Templates